Artikel 2 :
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA
ARAB
Untuk
memilih dan menentukan strategi pembelajaran bahasa arab, guru hendaknya
terlebih dahulu memahami dengan baik prinsip-prinsip pembelajaran bahasa arab
dan karakteristik siswa yang akan diajar. Karakteristik siswa tersebut
antara lain seperti yang telah disebutkan terdahulu, misalnya siswa (1) masih
belajar dan senang berbicara tentang lingkungan mereka, (2) senang bermain, (3)
senang mempraktekkan sesuatu yang baru diketahui/dipelajarinya, (4) cenderung
senang bertanya, (5) cenderung senang mendapatkan penghargaan, dan (6)
cenderung mau melakukan sesuatu karena dorongan dari luar.
Berdasarkan beberapa
karakteristik tersebut, guru dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai.
Salah satu karakteristik siswa adalah bahwa pengetahuan mereka masih terbatas
pada lingkungan hidup mereka sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut maka materi
pelajaran sebaiknya dipilihkan hal-hal yang terkait dengan lingkungan mereka.
Misalnya tentang diri mereka sendiri, orang tua (bapak/ibu), saudara kandung,
rumah dan isinya, binatang piaraan, mainan, lingkungan sekolah, dan teman
bermain.
Di samping itu, ada
pertimbangan lain yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih materi
sebagaimana dikemukakan oleh Dick dan Carey (1985), antara lain apakah materi
pembelajaran (1) cukup menarik, (2) isinya relevan, (3) urutannya tepat, (4)
mengandung informasi yang dibutuhkan oleh siswa, (5) berisi soal latihan, dan
(6) berisi jawaban untuk latihan yang diberikan.
Asy-Sya’ban (dalam Ainin, 2002)
mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam pemilihan
materi, yaitu materi pembelajaran dimulai (1) dari hal yang diketahui oleh
siswa ke hal yang belum diketahui, (2) dari yang paling mudah ke yang paling
sulit, (3) dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks, (4) dari yang
kongkrit ke yang abstrak, dan (5) dari yang praktis ke yang teoritis.
Di muka telah disebutkan bahwa
salah satu karakteristik siswa usia kanak-kanak adalah bahwa mereka senang
bertanya. Hal tersebut perlu dijadikan pertimbangan oleh guru dalam memilih
strategi pembelajaran. Dalam memulai kegiatan pembelajaran misalnya, guru dapat
merangsang lahirnya keingintahuan siswa. Dengan demikian akan timbul pertanyaan
atau komentar dari siswa yang mengarah pada substansi materi. Dengan lahirnya
pertanyaan dari siswa tersebut sangat memungkinkan terjadinya interaksi dan
kuminaksi multi arah.
Untuk memotivasi agar siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, guru dapat melakukan variasi. Variasi
ini bisa dilakuan dari segi materi, metode/teknik, media, dan tempat. Motivasi
juga bisa diberikan kepada siswa dalam bentuk hadiah berupa pujian,
nasihat/himbauan, nyanyian, barang, dan pemaparan hasil karya.
Dalam memilih metode atau
teknik pembelajaran bahasa arab, guru juga perlu melihat salah satu
karakteristik yang menonjol pada anak, yaitu bahwa mereka senang bermain.
Melihat karakteristik seperti itu, maka metode yang relevan untuk pembelajaran
adalah metode bermain dengan berbagai tekniknya. Bermain sambil belajar dan
belajar sambil bermain mungkin lebih relevan bagi mereka karena pada dasarnya
mereka cenderung menyukai aktifitas. Guru hendaknya dapat mengemas aktifitas
tersebut dalam permainan dan sekaligus pembelajaran. Beberapa bentuk permainan
yang dapat dilakukan dalam pembelajaran bahasa arab untuk anak misalnya (1) lagu (al-qashidah/alghina’),
(2) cerita (al-qishshah), dan (3) permainan (al-la’b). Ketiga
bentuk permainan tersebut akan dikemukakan secara garis besar dalam artikel
ini.
1. Lagu/Nyanyian (Al-Nasyid/Al-Ghina’)
Anak-anak dalam berbagai umur
pada dasarnya senang mendengarkan, menyanyikan, dan belajar dengan
nyanyian/lagu. Oleh karena itu, musik secara umum merupakan bagian penting dari
proses belajar-mengajar bagi siswa kanak-kanak. Hampir semua bentuk nyanyian
–dari yang tradisional sampai dengan yang pop- dapat dimanfaatkan oleh guru
dalam pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa guru hendaknya
dapat memilih/menyeleksi –atau menciptakan- lagu yang dapat digunakan, baik
untuk menyanyi bersama maupun untuk menyanyi sambil melakukan kegiatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih lagu untuk pembelajaran bahasa arab untuk anak antara lain (1) syair atau
kata-kata dalam lagu hendaknya jelas, (2) bahasa yang digunakan dalam lagu
tersebut tidak terlalu sulit, (3) tema lagu dipilih yang sesuai dengan dunia
anak, (4) lagu tidak terlalu panjang, dan (5) lagu diupayakan memiliki
keterkaitan dengan materi yang diajarkan (Anugerahwati, 2000). Beberapa contoh
lagu dapat dilihat pada bagian akhir artikel ini.
Di antara tujuan penggunaan
lagu untuk pembelajaran bahasa arab di dalam kelas adalah untuk (1) membuat kaitan
antara kegiatan dan obyek/benda dengan kata-kata, (2) meresapkan bunyi-bunyi
bahasa Arab, (3) mengembangkan kepekaan ritme, dan (4) menghafal kosakata
tertentu.
2. Cerita (Al-Qishshah)
Seperti halnya lagu, cerita juga merupakan hal penting
dalam pembelajaran bahasa arab. Mendengarkan cerita yang dibacakan atau diceritakan
oleh guru merupakan kegiatan yang disenangi oleh siswa kanak-kanak. Namun
demikian, siswa yang lebih besar dapat diminta untuk melakukan sesuatu selama
mendengarkan cerita, misalnya menggambar sesuatu yang ada dalam cerita, atau
diminta membuat cerita dari rangkaian gambar atau kartun.
Ada dua kegiatan yang dapat
dilakukan guru dengan cerita, yaitu menceritakan cerita dan membacakan cerita.
Dalam menceritakan cerita, guru tidak membawa buku dan tidak terpaku pada
cerita yang akan diceritakan. Guru dapat mengapresiasi cerita yang sedang
diceritakannya itu dengan sedikit mengubah atau menyesuaikan bahasanya dengan
tingkatan anak-anak. Dalam membaca cerita, guru membaca cerita dari buku dengan
suara yang keras. Untuk keperluan ini sebaiknya guru menggunakan buku besar
yang dapat dilihat dengan jelas oleh semua siswa. Kegiatan dalam kelas cerita
ini dapat bervariasi sesuai dengan umur siswa. Siswa yang lebih kecil dapat
diminta untuk “mendengarkan dan melakukan” (al-istima’ wal ‘amal),
“mendengarkan dan menirukan” (al-istima’ wattardid), atau
“memantomimkan” (at-taqlid/at-tahrij).
Di sisi lain, siswa yang lebih
besar dapat diminta untuk melakukan kegiatan yang lebih kompleks seperti
“mendengarkan dan menggambarkan route” (al-istima’ wa rasmuththariq), “melihat
dan menceritakan cerita” (al-musyahadah wal hikayah), atau
“mendramatisasikan cerita” (at-tamtsil).
Agar pembelajaran dengan
menggunakan cerita dapat berjalan dengan baik, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh guru, yaitu: (1) guru hendaknya menyiapkan kerangka cerita,
(2) guru menyajikan cerita dengan suara yang keras dan jelas, (3) guru
hendaknya menggunakan ekspresi, mimik, gerakan, dan isyarat, (4) guru hendaknya
menggunakan kontak pandang dengan siswa, (5) guru perlu menyiapkan siswa untuk
mendengarkan cerita dengan mengemukakan beberapa pertanyaan pancingan, dan (6)
guru hendaknya selalu memperhatikan waktu.
3. Permainan (Al-La’b)
Anak-anak pada umumnya memiliki
permainan favorit yang sering mereka lakukan. Karena pada dasarnya dunia anak
adalah dunia bermain. Guru dapat memanfaatkan permainan mereka itu dalam
pembelajaran bahasa arab. Beberapa permainan dapat dilakukan di dalam
kelas, ada juga yang lebih baik dilakukan di luar. Adalah tugas guru untuk
memilih permainan yang sesuai dengan anak-anak dan lingkungan.
Akan tetapi perlu diingat oleh
guru bahwa permaian yang dilakukan dalam pembelajaran bahasa
arab ini
bukanlah tujuan utama, akan tetapi sebagai salah satu cara untuk mencapai
tujuan pembelajaran yaitu pemerolehan bahasa Arab.
Ada beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan dan tidak dilakukan oleh guru dalam memilih dan mengembangkan
permainan untuk kelas anak, yaitu:
(1) guru hendaknya memilih
permainan yang dapat mendorong siswa untuk menggunakan bahasa Arab,
(2) guru hendaknya memilih
permainan yang dapat melibatkan seluruh kelas,
(3) guru dapat menggunakan
permainan sebagai selingan, atau pancingan,
(4) guru hendaknya tidak
memilih permainan yang dapat mendorong siswa bersikap agresif,
(5) guru sebaiknya tidak
menggunakan permainan untuk jam pelajaran penuh
Sebelum memulai permainan dalam
kelas, guru
perlu memperhatikan hal-hal berikut:
(1) menginformasikan kepada
siswa bahwa kelas akan melakukan permainan. Hal ini perlu agar mereka siap
secara fisik dan mental untuk bermain,
(2) mengelompokkan siswa
sesuai dengan kebutuhan permainan,
(3) menjelaskan aturan
permainan sejelas mungkin, dan yakin bahwa setiap siswa sudah memahami aturan
tersebut,
(4) melatih siswa mengenai
aspek-aspek kebahasaan yang akan disajikan dalam permainan, dan
(5) memberikan contoh
permainan sehingga siswa mengetahui dengan baik bagaimana permainan itu harus
dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar, saran dan kritik anda kami butuhkan.