Senin, 09 September 2013

Artikel 1 :
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB UNTUK ANAK

Akhir-akhir ini perhatian masyarakat terhadap pembelajaran bahasa asing untuk anak semakin besar. Khususnya bahasa Inggris dan Arab. Hal itu diikuti pula oleh upaya-upaya pengembangan pembelajaran yang dilakukan oleh para ahli dan guru-guru bahasa.
Kenyataan tersebut memberi dampak positif pada profesi pembelajaran bahasa asing untuk anak. Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab untuk anak, guru dituntut memiliki keterampilan khusus (profesional) untuk mengajarkan bahasa Arab pada siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Di samping memiliki kemampuan bahasa Arab yang baik, guru hendaknya juga memiliki sifat dan sikap aktif, kreatif, menyenangkan, dan terbuka. Philip (1995, dalam E. Suyanto, 2000) menyatakan bahwa membantu siswa untuk belajar dan berkembang itu lebih penting dari pada sekedar mengajarkan bahasa. Itu berarti bahwa apabila kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa itu menyenangkan, akan berkesan dan mudah diingat oleh siswa.
Beberapa karakteristik tersebut menjadi semakin penting untuk dimiliki oleh guru karena siswa yang akan mereka hadapi dalam pembelajaran juga memiliki karakteristik khusus sebagai anak-anak yang perlu dihadapi dengan strategi khusus pula oleh guru.
Pemelajar anak-anak umumnya masih belajar tentang lingkungan mereka. Mereka gemar berbicara tentang diri mereka sendiri, orang tua (bapak/ibu), mainan, dan teman bermain. Mereka senang berlari-lari kesana kemari dan senang belajar sesuatu dengan cara langsung mempraktekkannya seperti bernyanyi, bermain, mewarnai, dan menggunting gambar. Anak-anak cenderung senang bertanya. Hal itu karena secara sosial, mereka perlu mengembangkan serangkaian karakteristik yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada (E. Suyanto, 200) Scott dan Ytreberg (1990) mengemukakan beberapa karakeristik anak. Menurutnya, anak-anak (1) dapat mengutarakan sesuatu yang akan mereka kerjakan, (2) dapat mengutarakan sesuatu yang telah mereka kerjakan dan mereka dengar, (3) belajar sambil bekerja (learning by doing), (4) dapat berargumentasi, dan (5) dapat menggunakan pola-pola intonasi bahasa ibu.
Sementara itu Furaidah (dalam Ainin 1999) mengemukakan beberapa karakterisik anak sebagai pemelajar bahasa. Menurutnya, anak-anak (1) memiliki kecenderungan suka bermain dan bersenang-senang, (2) memahami hal-hal di sekitarnya secara holistik (utuh) tidak secara analitik, (3) belajar bahasa melewati suatu masa yang disebut dengan periode bisu (fatrotush shumti). Artinya, pada awal belajar bahasa, anak-anak hanya dapat mendengar, belum dapat berbicara; (4) cenderung belajar bahasa melalui pemerolehan (iktisab), yaitu suatu pengembangan kemampuan berbahasa secara alamaiah, bukan mempelajari bahasa secara formal dengan mengkaji aturan-aturan bahasa (Krashen, 1985); dan (5) pada usia sekolah dasar pada umumnya berada pada taraf berpikir secara konkret.

Agar pembelajaran bahasa arab untuk anak dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah dicanangkan, profesionalisme guru yang diwujudkan dengan pemenuhan kriteria-kriteria tersebut sangat diperlukan. Sehingga karakteristik siswa seperti disebutkan di atas tidak akan menjadi kendala pembelajaran bagi guru, tetapi sebaliknya justru akan menjadi pendorong tercapainya tujuan pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar, saran dan kritik anda kami butuhkan.