Artikel 1 :
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB UNTUK
ANAK
Akhir-akhir ini perhatian
masyarakat terhadap pembelajaran bahasa asing untuk anak semakin besar.
Khususnya bahasa Inggris dan Arab. Hal itu diikuti pula oleh upaya-upaya
pengembangan pembelajaran yang dilakukan oleh para ahli dan guru-guru bahasa.
Kenyataan tersebut memberi
dampak positif pada profesi pembelajaran bahasa asing untuk anak. Dalam konteks
pembelajaran bahasa Arab untuk anak, guru dituntut memiliki keterampilan khusus
(profesional) untuk mengajarkan bahasa Arab pada siswa taman kanak-kanak dan
sekolah dasar. Di samping memiliki kemampuan bahasa Arab yang baik, guru
hendaknya juga memiliki sifat dan sikap aktif, kreatif, menyenangkan, dan
terbuka. Philip (1995, dalam E. Suyanto, 2000) menyatakan bahwa membantu siswa
untuk belajar dan berkembang itu lebih penting dari pada sekedar mengajarkan
bahasa. Itu berarti bahwa apabila kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa
itu menyenangkan, akan berkesan dan mudah diingat oleh siswa.
Beberapa karakteristik tersebut
menjadi semakin penting untuk dimiliki oleh guru karena siswa yang akan mereka
hadapi dalam pembelajaran juga memiliki karakteristik khusus sebagai anak-anak
yang perlu dihadapi dengan strategi khusus pula oleh guru.
Pemelajar anak-anak umumnya
masih belajar tentang lingkungan mereka. Mereka gemar berbicara tentang diri
mereka sendiri, orang tua (bapak/ibu), mainan, dan teman bermain. Mereka senang
berlari-lari kesana kemari dan senang belajar sesuatu dengan cara langsung
mempraktekkannya seperti bernyanyi, bermain, mewarnai, dan menggunting gambar.
Anak-anak cenderung senang bertanya. Hal itu karena secara sosial, mereka perlu
mengembangkan serangkaian karakteristik yang memungkinkan mereka untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada (E. Suyanto, 200) Scott
dan Ytreberg (1990) mengemukakan beberapa karakeristik anak. Menurutnya,
anak-anak (1) dapat mengutarakan sesuatu yang akan mereka kerjakan, (2) dapat
mengutarakan sesuatu yang telah mereka kerjakan dan mereka dengar, (3) belajar
sambil bekerja (learning by doing), (4) dapat berargumentasi, dan (5)
dapat menggunakan pola-pola intonasi bahasa ibu.
Sementara itu Furaidah (dalam
Ainin 1999) mengemukakan beberapa karakterisik anak sebagai pemelajar bahasa.
Menurutnya, anak-anak (1) memiliki kecenderungan suka bermain dan
bersenang-senang, (2) memahami hal-hal di sekitarnya secara holistik (utuh)
tidak secara analitik, (3) belajar bahasa melewati suatu masa yang disebut
dengan periode bisu (fatrotush shumti). Artinya, pada awal belajar
bahasa, anak-anak hanya dapat mendengar, belum dapat berbicara; (4) cenderung
belajar bahasa melalui pemerolehan (iktisab), yaitu suatu pengembangan
kemampuan berbahasa secara alamaiah, bukan mempelajari bahasa secara formal
dengan mengkaji aturan-aturan bahasa (Krashen, 1985); dan (5) pada usia sekolah
dasar pada umumnya berada pada taraf berpikir secara konkret.
Agar pembelajaran bahasa
arab untuk anak dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah
dicanangkan, profesionalisme guru yang diwujudkan dengan pemenuhan
kriteria-kriteria tersebut sangat diperlukan. Sehingga karakteristik siswa
seperti disebutkan di atas tidak akan menjadi kendala pembelajaran bagi guru,
tetapi sebaliknya justru akan menjadi pendorong tercapainya tujuan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar, saran dan kritik anda kami butuhkan.